Mengenai Saya

Kebumen, Jawa Tengah

Selasa, 21 April 2020

Cerita Inspirasi


 Nama    :  Fa’i nursongidah

 Kelas.     :  lX A



Kisah Seorang yang Tak Pernah Mengeluh dengan Keadaan

Di dunia ini tentu sudah banyak orang yang kehilangan semangat hidupnya, padahal segala yang terjadi sudah menjadi takdir sangkuasa sehingga kita tidak bisa menggelaknya. Manusia didunia hanya tinggal menjalani dan usaha yang keras dan disertai dengan doa.

Disebuah desa yang tentram dan damai sebut saja desa itu dengan nama Desa Pasarsenen, di desa ini tinggal lah seorang yang mempunyai kekurangan fisik atau disabilitas sejak lahir. Dari kisah yang akan saya ceritakan dapat kita petik beberapa pelajaran yang dapat membuat kita tidak mudah mengeluh dan tetap sabar.

Balik keceria, di desa Pasarsenen ada seorang remaja yang mempunyai fisik yang tidak seperti orang pada umumnya. Dia kekurangan fisik dari tangan dan kakinya yang membuatnya susah untuk berjalan dan melakukan sesuatu hal seperti orang normal, terlebih lagi dia juga tidak begitu jelas dalam berkata-kata. Setiap berkata-kata dengannya kita butuh beberapa saat untuk berpikir apa yang dia katakan.

Nur khowim sebenarnya adalah anak orang yang berada, tetapi saat usianya beranjak 1 tahun ibunya meninggal. Ini adalah awal dari perjuangan hidup Nur khowim. Setelah ibunya meninggal dia ikut dengan kakek dan bibiknya. Kakek dan bibiknya yang merawat Nur khowim sapai dia tumbuh menjadi besar.



Selain kesibukannya dalam belajar ia tidak lupa membalas kebaikan kakeknya yang sudah merawat dan membesarkan nya Nur kowim selalu membantu kakeknya menggembala kambing walaupun dengan fisik yang kurang. Diusianya yang ke 20 tahun ia hanya tinggal bersama kakeknya yang sudah tua, mereka hanya mengandalkan kambing yang bukan miliknya  melainkan milik orang yang menitipkan padanya.
Disaat usianya beranjak 25 tahun kakeknya meninggal dunia. Dia hirup sebatang kara, dia harus mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri tanpa ada yang membantunya. Dengan keadaannya yang tidak lepas dengan segala kesusahannya dia tidak pernah menyerah dengan terus menggembala kambing untuk bisa melanjutkan hidupnya.

Banyak sekali kita jumpai di pasar atau pinggir jalan orang dengan fisik sempurna malah meminta-minta, tetapi tidak dengan Nur khowim yang tidak pantang menyerah dan ia tetap berkerja keras.

Hidup sebatang kara bukan lah halangan bagi Nur khowim untuk terus tumbuh menjadi seorang yang kuat . Ketidak adaan kedua orang tuanya tidak lantas menjadikannya seorang yang lemah dan mudah putus asa, justru dengan hidup tanpa kedua orang tua menjadikannya tumpuan untuk terus menjalani hidupnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar