Nama : Fa’i nursongidah
Kelas. : lX A
Kisah Seorang yang Tak Pernah Mengeluh dengan Keadaan
Di dunia ini
tentu sudah banyak orang yang kehilangan semangat hidupnya, padahal segala yang
terjadi sudah menjadi takdir sangkuasa sehingga kita tidak bisa menggelaknya.
Manusia didunia hanya tinggal menjalani dan usaha yang keras dan disertai
dengan doa.
Disebuah desa
yang tentram dan damai sebut saja desa itu dengan nama Desa Pasarsenen, di desa
ini tinggal lah seorang yang mempunyai kekurangan fisik atau disabilitas sejak
lahir. Dari kisah yang akan saya ceritakan dapat kita petik beberapa pelajaran
yang dapat membuat kita tidak mudah mengeluh dan tetap sabar.
Balik keceria, di
desa Pasarsenen ada seorang remaja yang mempunyai fisik yang tidak seperti
orang pada umumnya. Dia kekurangan fisik dari tangan dan kakinya yang
membuatnya susah untuk berjalan dan melakukan sesuatu hal seperti orang normal,
terlebih lagi dia juga tidak begitu jelas dalam berkata-kata. Setiap
berkata-kata dengannya kita butuh beberapa saat untuk berpikir apa yang dia
katakan.
Nur khowim
sebenarnya adalah anak orang yang berada, tetapi saat usianya beranjak 1 tahun
ibunya meninggal. Ini adalah awal dari perjuangan hidup Nur khowim. Setelah
ibunya meninggal dia ikut dengan kakek dan bibiknya. Kakek dan bibiknya yang
merawat Nur khowim sapai dia tumbuh menjadi besar.
Selain
kesibukannya dalam belajar ia tidak lupa membalas kebaikan kakeknya yang sudah merawat
dan membesarkan nya Nur kowim selalu membantu kakeknya menggembala kambing
walaupun dengan fisik yang kurang. Diusianya yang ke 20 tahun ia hanya tinggal
bersama kakeknya yang sudah tua, mereka hanya mengandalkan kambing yang bukan miliknya
melainkan milik orang yang menitipkan
padanya.
Disaat usianya
beranjak 25 tahun kakeknya meninggal dunia. Dia hirup sebatang kara, dia harus mengerjakan
pekerjaan rumahnya sendiri tanpa ada yang membantunya. Dengan keadaannya yang tidak
lepas dengan segala kesusahannya dia tidak pernah menyerah dengan terus
menggembala kambing untuk bisa melanjutkan hidupnya.
Banyak sekali kita
jumpai di pasar atau pinggir jalan orang dengan fisik sempurna malah
meminta-minta, tetapi tidak dengan Nur khowim yang tidak pantang menyerah dan
ia tetap berkerja keras.
Hidup sebatang
kara bukan lah halangan bagi Nur khowim untuk terus tumbuh menjadi seorang yang
kuat . Ketidak adaan kedua orang tuanya tidak lantas menjadikannya seorang yang
lemah dan mudah putus asa, justru dengan hidup tanpa kedua orang tua
menjadikannya tumpuan untuk terus menjalani hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar