Mengenai Saya

Kebumen, Jawa Tengah

Kamis, 26 November 2020

 

SAH...
 
 
Lafal itu tidak begitu jelas
Volume memang keras
Intonasi punya makna semangat
Ijab khobul diakhiri pernyataan Sah
Dan sorak puji Alhamdulliah dinyatakan banyak orang
Bayu pemuda dengan perawakan kecil berkulit hitam
Motor lusuh dirombak beroda tiga menarik gerobak membawa rongsok
Tiap jalur jalan dilalui
Beli itu rongsok kertas, plastik atau barang lainnya
 
Kakinya tak lagi tegak menopang tubuh
Tanganya tak lagi menggenggam kuat syaraf sudah tak berfungsi
Dan suaranya serak sengau karena kontrol vokal tak lagi berfungsi
Ermas gadis manis dipersunting
Tak minta apa dan juga berapa
 

Dia paham hanya dengan bahasa isyarat untuk menyampaikan makna
Dia terima dengan segala lebih dan kurang
Tuhan menjodohkan laki perempuan
Mereka bersepakat untuk masuk biduk rumah tangga
Tatap mata berbinar dari sepasang pengantin
Bayu dan Ermas tak memandang kurang pada pasangannya
Dalam kebersamaan itu mereka melengkapi
Itu mimpi Bayu saat ditanya untuk apa berjerih payah kerja
Dia jawab "untuk mencari jodoh"
Tak berani menyangkal
Karena Tuhan pasti buka jalan
Selamat berbahagia anak-anakku

 
Kedatangan kalian berdua saat itu membuat ku yakin jika Tuhan berkehendak pasti terjadi
Kalian nyalakan nyali banyak orang untuk tetap optimis
Mengarungi hidup dalam kebersamaan itu akan mampu dari pada dalam kesendirian.
 

 
 
 https://www.facebook.com/hardi.nugroho.12/posts/3795550353842656?comment_id=3817993018265056&notif_id=1606398939335724&notif_t=feed_comment&ref=notif

Senin, 16 November 2020

 

AMBAL DALAM SEBUAH KISAH ROMAN 1868
 
Sudah lebih 31 tahun hidup di Ambalresmi, Dalam perjalanan waktu banyak pengalaman spiritual yang diajarkan oleh Tuhan di Ambal, tepatnya desa Ambalresmi
Maka ini lah saatnya belajar bagaimana sejarah Ambal pada saat itu, bersama Bp. Teguh Hindarto tokoh Theologi satu ini sangat intens dalam mempelajari wilayah-wilayah di Kabupaten Kebumen penuh dengan intens. Dan saat ini Ambal dikupas dengan segala isi catatan dari zaman Hindia Belanda.


M.T.H. Perelaer adalah pengarang novel terkenal pada zamannya yaitu salah satunya “Baboe Dalima or The Opium Fiend” (1886). Dalam novelnya ini Perelaer bukan hanya mengisahkan mengenai “opium Pachter” atau bandar opium di Semarang namun menyebutkan beberapa nama wilayah di sekitar Karesidenan bagelen termasuk sebuah wilayah di Distrik Banyumudal dengan nama “Poleng”. Bukit Poleng sekarang masuk wilayah Kecamatan Ayah.
Dalam salah satu novel lainnya yang berjudul, “Twaalf Honderd Palen Door Midden Java” (1868), Perealer membuat latar kisah dengan menyebutkan beberapa lokasi demografis seperti di Ambal, Kebumen, Gombong, Karanganyat. Bahkan novelnya ini dimuat secara berseri (feuilleton)dalam sebuah surat kabar bernama "Algemeen Handelsblad Voor Nederlandsch Indie" sepanjanga tahun 1934. Berikut kutipannya:
“Ambal ligt vlak aan den Indischen Oceaan. Het donderend geluid van diens magtigen golfslag op het strand doet zich , vooral bij het opkomen van den vloed, palen ver landwaarts in hooren. Zulk een zeegezigt als te Ambal is, geloof ik , aan weinigen gegund. Wie de reis naar Oost-Indie gemaakt lieeft, wie de Noordzee bij Scheveningen of Ostende gezien heeft, heeft zeer zeker fraaije zeegezigten gezien ; maar het haalt niets bij de trotsche branding te Ambal”.
“Ambal berada tepat di Samudra Hindia. Suara gemuruh ombaknya yang dahsyat di pantai terdengar, terutama dengan naiknya air pasang, hingga ke kutub jauh di pedalaman. Pemandangan laut seperti di Ambal, saya yakin, diberikan kepada sedikit orang. Siapapun yang melakukan perjalanan ke Hindia Timur, yang telah melihat Laut Utara di Scheveningen atau Ostende, pasti telah melihat pemandangan laut yang indah; tapi tidak sebanding dengan kebanggaan berselancar di Ambal”