Mengenai Saya

Kebumen, Jawa Tengah

Kamis, 23 Juli 2020

Berkah Sebungkus Bubur




Panci hitam penuh jelaga,
Irus kayu dan tempurung menari indah
Tungku dengan kayu bakar pemberi hidup
Suara adzan subuh belum juga terdengar.
Pagi itu..
Mbah Sutiyah yang akrab dipanggil mbah Cowek perempuan tua ditinggal mati Paidi suaminya 16 tahun lalu.
Dia harus menghidupi 5 anak sendirian
Sampai pada waktunya anak-anak dewasa dan berkeluarga.
Tugas belum selesai
Cucu harus dibesarkan, karena anak-anaknya harus kerja di rantau.
1972 tahun dimulainya jualan bubur.
Ini hari Jumat,
Di teras rumah berjejal antri orang
Satu-satu mereka bawa bungkus daun pisang keluar antrian dengan wajah puas dan bahagia.
Panci hitam akhir kosong,
Tak tersisa bubur di pagi ini.
Raut wajah perempuan itu ceria dan masih tampak garis kecantikannya.
Bukan uang yang didapat hari ini.
Lihat anak-anak tetangga makan bubur dengan lahap, dia puas.
Seperti hari-hari Jumat yang lalu.
Hari ini bubur gratis dibagikan.
Entah berapa lama ini dimulai
Mengucap syukur dengan berbagi untuk mendapatkan berkah dan kebahagiaan dari Allah semata.
Rugikah..?
Dia tak berhitung itu.
Yang dia tahu bagaimana kepuasan batin untuk bersyukur itu nilai yang sangat berharga.
"Niat sodakoh tidak perlu nunggu kaya.
Karena kaya dan miskin itu sdh garis dari Allah"
Ini pegangan hidup Mbah Cowek
Rumah sederhana ada dinpojok desa Ambalresmi
Jadi penopang kebahagiaan bersama anak cucu
Bagaimana dengan kita?
Yang selalu mencari hidup mendasarkan pada harta.
Mbah Cowek perempuan perkasa
Mbah Cowek mencari kebahagiaan dengan membahagiakan banyak orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar